I. UANG DAN PERTUKARAN
I.1 TINJAUAN MIKRO
Dengan adanya pemisah tenaga kerja dan spesialisasi faktor produksi diperlukan mekanisme tertentu untuk mendistribusikan output. Barter, penjatahan oleh pemerintah, dan penggunaan uang adalah pilihan-pilihan sistem distribusi yang tersedia. Dalam sistem barter, output yang berasal dari sumber daya lainnya. Dalam sistem pernyataan, pemerintah menentukan barang mana yang akan diterima oleh setiap unit ekonomi. Dan, dalam sistem moneter, para pemilik sumber daya ekonomi menerima pendapatan dalam bentuk uang yang dapat mereka tukarkan dengan barang dan jasa yang akan mereka pilih sendiri.
I.2 TINJAUAN MAKRO
Produksi serta distribusi barang dan jasa dalam suatu perekonomian yang menggunakan uang dapat digambarkan sebagai aliran perputaran uang.
Terlihat bahwa rumah tangga menerima pendapatan dari sewa atas penggunaan sumber daya ekonomi-tanah, tenaga kerja, dan modal. Mereka menggunakan pendapatannya yang berbentuk uang untuk membeli barang dan jasa yang dihasilkan oleh sektor usaha. Perubahan aliran uang, baik pada bagian atas maupun bawah, mengharuskan terjadinya perubahan harga output dan/atau kuantitasnya.
Dalam suatu perekonomian yang menggunakan uang, volume total output akhir, Q, dikalikan dengan harga jual rata-rata, P, akan sama dengan kuantitas uang yang ada di dalam perekonomian, yaitu sebesar M dikalikan dengan kecepatan perputaran uang V, (jumlah rata-rata perputaran uang tersebut), Yakni :
MV = PQ = Y
Dimana Y adalah nilai uang dari output barang dan jasa. Dengan demikian, persamaan pertukaran MV = Y adalah suatu identitas.
II. FUNGSI UANG
Secara implisit telah disebutkan tentang empat fungsi uang, yakni :
1) Alat pertukaran
Uang membantu melakukan alokasi sumber daya yang langka secara optimum, menyalurkan barang dan jasa secara efisien, dan membuka kebebasan dalam perekonomian untuk memperoleh barang dan jasa.
2) Unit perhitungan
Uang membantu dalam pengambilan keputusan ekonomi, yaitu sebagai pengukur unit dalam dolar dan sen (juga dalam rupiah-pen), yang kemudian dikenal sebagai harga, penerimaan, biaya, dan pendapatan.
3) Penyimpanan nilai
Uang memungkinkan pihak penerima pendapatan atau gaji menunda konsumsi (menabung) untuk jangka waktu yang tidak terbatas, karena uang dapat digunakan untuk konsumsi di masa yang akan datang. Uang yang akan disimpan sebagai penyimpan nilai merupakan aktiva liquid sempurna, karena unit uang dapat ditukarkan pada barang dan jasa.
4) Standar untuk pembayaran tertangguhkan
Uang memudahkan dalam pemberian kredit karena dapat dipakai untuk menetapkan unit pembayaran di masa yang akan datang.
III. STANDAR MONETER
Standar moneter adalah ramuan dari hukum yang berlaku, praktek, dan kebiasaan-kebiasaan yang mendasari penggunaan uang dalam suatu sistem perekonomian. Dalam hubungan itu ada dua standar moneter yang berbeda yaitu :
1. Standar Komoditas
Emas adalah komoditas yang pada umumnya menjadi acuan standar komoditas. Dalam standar emas, suatu negara (1) menetapkan suatu unit uang yang diukur dengan emas pada berat tertentu, (2) memungkinkan penawaran uang domestik ditetapkan dengan kuantitas emas domestik, dan (3) tidak membatasi arus emas internasional.
2. Standar Uang yang Tidak Konvertibel
Uang kartal yang tidak konvertibel adalah surat perjanjian pemerintah dan/atau bank-bank. Bagi uang yang tidak konvertibel tersebut, tidak ada satu pun komoditas yang menjadi penjamin.
IV. DEFINISI UANG
Uang adalah barang yang memenuhi setiap fungsi. Dengan demikian penentuan bahwa suatu barang adalah uang tergantung pada penggunaannya sebagai alat pertukaran, unit penghitung, penyimpanan nilai, dan sebagai standar pembayaran yang ditangguhkan.
V. HARGA DAN NILAI UANG
Apabila suatu perekonomian menganut standar komoditas maka harga uang sama dengan kandungan komoditas yang mendefinisikannya. Sementara itu, dalam suatu perekonomian yang menganut standar uang yang tidak konvertibel, harga uang didefinisikan atau diukur oleh dirinya sendiri.
Sumber : "Uang dan Bank" - Diulio
Tidak ada komentar:
Posting Komentar